Dunia Tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN


     Klasifikasi adalah proses pengaturan tumbuhan dalam tingkat-tingkat kesatuan kelasnya yang sesuai secara ideal. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan takson-takson dengan tujuan mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan oleh persamaan dan perbedaan. Sedangkan (Tjitrosoepomo, 1993) mengatakan bahwa dasar dalam mengadakan klasifikasi adalah keseragaman, kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi. Jadi setiap kesatuan taksonomi mempunyai sejumlah kesamaan sifat dan ciri. Kesatuan taksonomi yang anggotanya menunjukkan kesamaan sifat dan ciri yang banyak tentulah merupakan unit kesatuan taksonomi yang lebih kecil dibandingkan dengan kesatuan taksonomi yang anggotanya menunjukkan kesamaan yang lebih sedikit. Klasifikasi ini dicapai untuk menyatukan golongan-golongan yang sama dan memisahkan golongan-golongan yang berbeda. Hasilnya merupakan proses pengaturan yaitu suatu sistem klasifikasi.



















BAB II
ISI


1.  Klasifikasi Tumbuhan
     a.  Tumbuhan Lumut
          Ciri-ciri lumut secara umum adalah sebagai berikut :
          o   Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
          o   Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.
          o   Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
          o   Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
          o   Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
          o   Dinding sel tersusun atas sellulose.
          o   Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.    
          o   Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
          o   Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader.
          o   Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.
          o   Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
          o   Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
          o Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.
               Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae) dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu Briofita atau Bryospida (lumut sejati), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk). Berikut ini akan kita bahas kita secara singkat ketiga kelas ini.
(1) Briofita (lumut sejati / lumut daun)
              Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di tempat - tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada gametofit.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1-yzNNpykPswZVHCMfppdxUDSho6kCssSAC7-aAEZ8pLF9adikUA1WWts77zLd-LdqYTPw_BQ8IqPH_RMpRLhtwyzHx6DauL5xj9z2HVEwIrCn5liOVh9g4kVXn8YdEf3yE3qYaNgagE/s1600/lumut+daun.jpg
              Contoh lumut sejati (Briofita) :
              a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas. Tudung spora terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik.
              b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung spora terletak pada cabang - cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak terdapat di hutan - hutan dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter.
              c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di atas tanah.
              d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon - pohon.
          (2)     Hepatofita (lumut hati)
              Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah - tanah yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing - masing menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan sedangkan dalam arkegonium terdapat sel telur.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmqpA-t7KGVqmC7bjQmRholQAxs_HG1qOXnKWEywGn7xXznsiHyDVhUKUl0V2dwVXdSl8Tykb74ZV-84Gu7E5ExISuEUkGgOKHPZZllnR3lhqmKYRRMgxnjWFHr2FJVpH7WjZNo0uYkbE/s200/lumut+hati.jpg
              Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran tutunan. Di dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
              Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
          (3) Anthocerofita (lumut tanduk)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg8fyhMzyu9w4Mkh3iLxfloCcdhq5u3SZTmaEmggBEGgqCh6taquTKjxlgqU_vp8j463KdVDV396TUESEQKNDN7AyP5inTqLKUFoT_bfShAtBJJhciNdhnDwwrINJdQLzz7njC3NYbIL4/s320/lumut+tanduk.jpeg
              Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis (lumut tanduk).
     b.  Tumbuhan Paku
          Secara ringkas Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
2.    Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi tumbuhan paku sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
3.    Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
4.    Pada waktu masih muda tumbuhan, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
5.    Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
6.    Dalam siklus hidup (metagenesis) tumbuhan paku terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
7.    Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
8.    Tumbuhan paku memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
              Di dalam Dunia Tumbuhan, tumbuhan paku dikelompokkan ke dalam 4 disvisi yaitu Divisi Psilophyta atau paku purba, Divisi Lycophyta (Lepidophyta) atau paku kawat, Divisi Arthrophyta atau paku ekor kuda, dan Divisi Filicophyta atau paku sejati. Tiga divisi pertama adalah tumbuhan paku dengan daun berupa mikrofil sedangkan divisi yang ke empat adalah paku dengan daun berupa makrofil.
Description: Gambar 7.19 Beberapa contoh tumbuhan paku
          a. Paku Purba (Psilopyta)
              Divisi Psilophyta disebut juga paku purba. Sesuai dengan namanya, tumbuhan paku ini sudah banyak yang punah. Jenis tumbuhan ini, yang masih ada hanya sedikit saja. Diperkirakan hanya tinggal 10 – 13 species yang berasal dari 2 genus. Paku purba merupakan paku telanjang yang tidak berdaun. Kalau pun ada, paku purba hanya mempunyai daun-daun kecil (mikrofi l) yang belum terdeferensi. Oleh karenanya, fotosintesis berada di batang yang mengandung klorofil.
              Paku purba juga ada yang belum punya akar. Dengan demikian, paku purba ini tidak mempunyai jaringan pengangkut. Tentunya, paku ini akan memiliki rizoid untuk mengangkut air dan mineral. Tumbuhan paku ini juga mempunyai sifat homospora, dan banyak hidup di daerah tropis dan subtropis. Contoh paku kuda adalah Rhynia sp. yang merupakan paku purba berdaun dan Psilotum nudum yang merupakan paku purba tidak berdaun.
          b. Paku Kawat (Lycophyta)
              Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah. Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.).
          c.  Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta)
              Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yang cabangnya berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruas-ruas. Lapisan luar (epidermisnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Orang banyak menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok. Daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Sporofi l selalu berbeda dengan daun biasa, biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Sporofil tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yang juga disebut sebagai strobilus. Akarnya sangat kecil dan halus, terdapat pada buku-buku dari rhizoma atau pada pangkal batang. Beberapa jenisnya ada yang memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yang buruk. Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).
          d. Paku sejati (Filicophyta)
              Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang bisa selalu kita temukan. Mengapa? Sebab, kita bisa menemukannya di sawah, di pekarangan rumah yang teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah kita. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang memiliki struktur tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membenruk rihzoma. Daunnya berupa makrofi l dan bentuknya bermacam-macam, bertangkai, dan tulangnya bercabang-cabang. Saat masih muda, daunnya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium.
              Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsillea crenata).
     c.  Tumbuhan Berbiji
              Berdasarkan posisi biji terhadap daun buahnya, Spermatophyta dibedakan menjadi Gymnospermae dan Angiospermae.
          a. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
                   Pada Gymnospermae bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah, tetapi tersusun dalam strobilus. Berdasarkan struktur strobilusnya, Gymnospermae dibedakan menjadi empat kelas sebagai berikut.
              1) Cycadinae
                   Ciri-ciri Cycadinae yaitu tubuh menyerupai pohon kelapa, batang berbentuk tiang, daun majemuk menyirip, daun tersusun berjejal di ujung batang, daun yang muda menggulung, sporofil tersusun dalam strobilus jantan dan betina, serta umumnya berumah satu. Contoh  Cycas rumphii, Zamia sp., Microcycas  sp., dan Dioon sp.
              2)  Ginkgoinae
Ginkgoinae merupakan satu-satunya kelompok Gymnospermae yang mempunyai spesies paling sedikit sehingga dianggap sebagai tumbuhan primitif. Ciri-ciri Ginkgoinae yaitu berumah dua, termasuk pohon meranggas, serta daun lebar dan berbentuk kipas dengan tulang daun mirip rusuk yang menonjol. Contoh Ginkgo biloba .
              3) Gnetinae
Ciri-ciri Gnetinae yaitu berumah dua, ada anggotanya yang memiliki percabangan banyak dan ada yang tidak bercabang, pertulangan daun menyirip, serta bunga tersusun berkarang. Gnetinae lebih maju dibandingkan kelas-kelas lain karena mempunyai perhiasan pada strobilus. Contoh  Gnetum gnemon (melinjo).
              4) Coniferinae
                   Ciri-ciri Coniferinae yaitu batang besar berkayu, daunnya berbentuk jarum, ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta strobilus betina lebih besar dibanding strobilus jantan dan terletak di ketiak daun atau di ujung batang berupa kerucut sehingga disebut tumbuhan berkerucut. Contoh podokarpus (Podocarpus imbricatus), cemara ( Cupressus lusitanica), dan pinus ( Pinus merkusii). Tumbuhan dalam kelompok ini memiliki ciri khas selalu hijau sepanjang tahun sehingga disebut juga tumbuhan  evergreen.
Description: image
Description: image
          b. Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
                   Pada Angiospermae bakal biji tumbuh di dalam daun buah. Angiospermae sering disebut pula Anthophyta atau tumbuhan berbunga. Angiospermae dibagi menjadi dua kelas berikut.
              1) Monocotyledoneae (monokotil)
                   Ciri-cirinya mempunyai satu daun lembaga, akar serabut, tulang daun sejajar atau melengkung, batang tidak bercabang dengan ruas yang jelas, tidak berkambium, dan perhiasan bunganya berjumlah 3 atau kelipatannya. Kelas Monocotyledoneae terdiri atas beberapa famili berikut.    
                   a) Liliaceae, contoh kembang sungsang.
b) Poaceae atau Gramineae, contoh padi, alang-alang, dan jagung.
c) Zingiberaceae, contoh jahe, lengkuas, dan kencur.
d) Musaceae, contoh pisang.
e) Orchidaceae, contoh anggrek.
f) Arecaceae, contoh kelapa dan palem.
              2) Dicotyledoneae (dikotil)
                   Ciri-cirinya mempunyai dua daun lembaga, akar tunggang, tulang daun menyirip atau menjari, batang bercabang-cabang dengan ruas tidak jelas, mempunyai kambium, dan perhiasan bunganya berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya.
                   Kelas Dicotyledoneae terdiri atas beberapa famili berikut.
                   a) Euphorbiaceae, contoh karet.
                   b) Moraceae, contoh beringin.
                   c) Papilionaceae, contoh kacang tanah.
                   d) Labiatae, contoh kentang.
                   e) Convolvulaceae, contoh kangkung.
                   f) Apocynaceae, contoh kamboja.
                   g) Rubiaceae, contoh kopi.
                   h) Verbenaceae, contoh jati.
                   i) Myrtaceae, contoh cengkih.
                   j) Rutaceae, contoh jeruk.
                   k) Bombacaceae, contoh durian.
                   l) Malvaceae, contoh waru.
                   m) Mimosaceae, contoh putri malu.
                   n) Caesalpiniaceae, contoh asam.

2.  Klasifikasi Animalia
     a.  Klasifikasi Animalia
              Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat dibagi menjadi sepuluh macam filum / phylum yaitu protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata.
          1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa
              Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba / amoeba.
          2. Phylum / Filum Porifera
              Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons, grantia.
          3. Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata
              Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
          4. Phylum / Filum Platyhelminthes
              Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida.
          5. Phylum / Filum Nemathelminthes
              Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.
          6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida
              Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
          7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska
              Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
          8. Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata
              Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.
          9. Phylum / Filum Arthropoda atau Atropoda
              Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.


          10. Phylum / Filum Chordata
              Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.
     b.  Hewan Invertebrata
               Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.
          a. Filum protozoa
              Frotozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi unseksual atau vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara seksuan / generatif konjugasi.
              Filum frotozoa terbagi menjadi beberapa kelas:
              1) Kelas hewan berambut getar (cikata)
              2) Kelas hewan berkaki semu (rhizopoda)
              3) Kelas hewan berspora (sporozoa)
              4) Kelas hewan berbulu cambuk (flogellato)
          b. Filum forifera (hewan berfori)
              Forifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq-MhmJXI5Sq85BohrvS5r1D9q86bDdVqDblDHby6e6Di428sUx9jLoP-7SKmNdAOmfxGfjqtZqdHJcDHh5Tqf1ZF5HXpvqCMoh4P_HAhbIudLDR6MqQpnsjNcpcf-Y4ELbZbFXHO89Xw/s1600/struktur+tubuh+porifera.jpg

              Forifera terdiri dari tiga kelas:
              1) Kelas corcorea
                   Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal, contoh; seghpha SP, charsarina SP
              2) Kelas hexactinelida
                   Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Contohnya pnerorepa SP
              3) Kelas demospangia
                   Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contoh spongia SP
          c. Filum coelentrata (hewan berongga)
              Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah.
Description: Filum Coelenterata
              Coelentrata terdiri dari 3 kelas;
              1) Kelas anthozoa
              2) Kelas hydrozoa
              3) Kelas scyphozoan
          d. Filum platyhelminthes (cacing pipih)
              Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah.

              Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas yaitu:
              1) Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
              2) Kelas trematoda (cacing isap)
              3) Kelas cestroda (cacing pita)
          e. Filum Mollusca (hewan lunak)
              Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran
              Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas;
              1) Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
              2) Kelas gastropoda (golongan siput)
              3) Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
              4) Kelas amphineura
          f. Filum enchinodermata (hewan berkulit duri)
              Kata di atas berasal dari bahasa Yunani echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya generasinya amat besar.
              Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu:
              1) Kelas bintang laut (asteroidal)
              2) Kelas landak laut (echinoidal)
              3) Kelas bintang laut (opiuroidal)
              4) Kelas lilin laut (crinoidal)
              5) Kelas teripong (holothuroidae)



BAB III
KESIMPULAN


Plantae merupakan dunia tumbuhan yang meliputi:
1) Bryophyta (Lumut) meliputi Ciri-ciri, Pergiliran Keturunan, Peranan dan terdiri dari:
     a) Musci (Lumut Daun)
     b) Hepaticae (Lumut Hati)
     c) Anthocerotacea (Lumut Tanduk)
2) Pterydophyta (Paku) meliputi Ciri-ciri, Pergiliran Keturunan, Peranan dan terdiri dari:
     a) Equisetinae
     b) Lycopodinae
     c) Psilophytinae
     d) Filicinae
3) Spermathophyta (Tumbuhan Biji) Ciri-ciri, Klasifikasi terdiri dari:
     a) Gymnospermae (Berbiji Terbuka)
     b) Angiospermae (Berbiji Tertutup)


DAFTAR PUSTAKA







Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH Sejarah Singkat Berdirinya Bengkel

DRAMA SINGKAT 5 ORANG (Menghindari Gibah (Gosip))

ANALISA PELUANG USAHA PERANGKAT KERAS