Makalah Belajar Bahasa Indonesia dengan Diskusi
Belajar Bahasa Indonesia dengan Diskusi
I. PENDAHULUAN
Secara umum kajian kritis ini
bertujuan menelusuri tulisan tertentu untuk keperluan pengembangan gagasan dalam
sebuah PTK. Secara khusus kajian kritis ini bertujuan untuk pemerkayaan
konsep
dan model-model pengembangan gagasan yang telah dilakukan
oleh penulis tertentu. Pilihan tulisan jatuh kepada
tulisan A. M. Slamet Soewandi dari Universitas
Sanata Darma dengan judul Belajar Bahasa
Indonesia dengan Diskusi
Alasan pemilihan tulisan ini adalah topik yangdisajikan
bersifat sederhana dan telah lumrah dikenali oleh guru, bahkan sudahbiasa
mereka lakukan. Tulisan Soewandi ini dapat memberi kesempatan kepada kita untuk
mengaitkan antara bentuk diskusi yang selama ini dilakukan denganisi tulisan
ini. Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan kajian
kritispada tulisan Soewandi adalah (1) bagi peserta kegiatan BERMUTU yang belum
memilki topik PTK, hasil kajian kritis ini
dapat membentangkan jalan menuju identifikasi masalah, (2) bagi mereka
yang sedang menulis, hasil kajian kritis inidapat menjadi sumber pengembangan gagasan dalam pengembangan kajian pustaka,
dan (3) bagi mereka yang telah melaksanakan penelitian dan sedang dalam proses mengembangkan laporan, kajian kritis
ini dapat menjadi bahan perbandingan temuannya.
II. KAJIAN
KRITIS
1. Performansi
Tulisan Soewandi dibagi ke dalam lima bagian, yaitu (1)
Pendahuluan, (2) Tujuan Belajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing, (3)
Diskusi sebagai Salah Satu Bentuk Pembelajaran Bahasa Asing, (4) Pelaksanaan
Pembelajaran Bahasa dengan Diskusi, dan (5) penutup. Tulisan disajikan dalam
sembilan halaman dengan spasi satu tipe huruf font 12 times new roman.
2. Pengembangan gagasan
Soewandi mengembangkan tulisan ini dengan sejumlah tipe
pengembangan gagasan, Setidaknya ada empat model pengembangan gagasan yang
digunakan Beliau. Pola pengembangan yang digunakannya adalah perbandingan,
analisis, perincian, definisi, dan ilustrasi. Pola analisis di temukan pada paragraph kedua, ketiga, dan ketiga belas, dan ketujuh belas.
Pola perincian ditemukan pada paragraf kelima dan kesembilan. Pola
definisi ditemukan pada paragraph kesepuluh. Pola ilustrasi ditemukan
pada paragraph kedelapan belas. Paragraf yang
variatif yang digunakan Soewandi dalam tulisan ini membuat tulisan ini menjadi
menarik.
3. Fokus Pembahasan
Bagian awal tulisan ini membedakan dua hal dalam
penguasaan keterampilan berbahasa. Pertama, penguasaan melalui pemerolehan dan
penguasaan melalui pembelajaran. Tulisan ini mengurai lebih lanjut mengenai
pembelajaran. Duatujuan yang berbeda yang ingin dicapai bagi mereka yang belajar bahasa melalui pembelajaran, yaitu tujuan BICS (basic
interpersonal communication skills) dan tujuan
CALP (Cognitif/academic language proficiency). BICS bertujuan mempelajarai bahasa asing untuk dapat
berkomunikasi keseharian dengan penutur bahasa, sedangkan CALP bertujuan
untuk mempelajari budaya dalam masyarakat bahasa yang dipelajari. Kedua tujuan
memiliki cirri masing-masing, BICS bercirikan bahasa yang tidak formal sedangkan CALP bersifat formal. Selanjutnya, Soewandi mengurai penerapan strategi diskusi sebagai salah satu bentuk
pembelajaran bahasa asing. Strategi ini diurai sebagai penjabaranlebih lanjut
dari tujuan CALP. Pembelajaran bahasa Indonesia di
Indonesia merupakan pembelajaran bahasa asing karena peserta
didik sebelumnya telah menguasai bahasa daerahsebagai bahasa pertamanya. Kondisi ini
menunjukkan bahwa tulisan Soewandiini sesuai dengan kondisi di Indonesia. Pikiran yang disajikan Beliau cocokditerapkan
di Indonesia.
Soewandi memberi pengertian diskusi sebagai bentuk pembelajaran bahasa asing,
di mana para peserta diskusi mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah.
Dalam diskusi kompetensi yang dilatihkan adalah kompetensi menulis makalah,
menyajikan makalah, menulis tambatan, dan menjawab pertanyaan.Selain itu
dilatihkan pula kompetensi sebagai pemandu,
penambat, dan pembahas tertunjuk, Penyajian strategi diskusi
disajikan dalam lebih dari satu pertemuan. Pertemuan pertama berupa persiapan
yang diisi dengan penyediaan wacana dan kesepakatan pembagian tugas dalam diskusi. Dengan cara iniproses
diskusi dapat berlangsung dengan lancar. Soewandi menambahkan bahwa proses
diskusi dimaksudkan untuk penekanan penyempurnaan penguasaan bahasa. Kesalahan
bahasa dicatat sebaik-baiknya untuk
dibenarkan nantinya, utamanya kesalahan dari sudut kebakuan bahasa sesuai
dengan tujuan kompetensi CALP,Menarik untuk
dicermati lebih lanjut bahwa strategi diskusi jika dilakukan sesuai rambu-rambu
yang dikemukakan oleh Soewandi akan dapat membawa peserta didik ke pembelajaran
bahasa dengan tingkat praktik berbahasa yang tinggi. Hal ini sesuai
dengan prinsip pembelajaran bahasa Indonesia di Indonesia yang menekankan
kepada penguasaan keterampilan berbahasa
Tulisan Soewandi di atas lebih
bersifat teoretis. Tulisan ini belum didukung oleh data yang menunjukkan bahwa strategi diskusi
benar-benar dapat meningkatkan
keterampilan berbahasa peserta didik. Gagasan
yang dibangun dalam tulisan ini sudah terstruktur dengan
baik. Beberapa paragraph yang ada dapat digunakan dalam membangun teori
yang ada dalam sebuah kajian teori suatu penelitian. Poin-poin yang layak dipertimbangkan adalah pemilahan
tujuan belajar bahasa, pengertian diskusi, dan tahapan diskusi, Menindaklanjuti tulisan Soewandi ini dipandang penting
untuk mencobakannya dalam sebuah penelitian. Perlu diperoleh informasi secara nyata melalui fakta lapangan sejauh
mana konsep-konsep strategi diskusi inidapat diimplementasikan dengan
baik di dalam kelas. Tawaran Soewandi yang menyekat strategi
diskusi ke dalam beberapa pertemuan menarik
untuk dicobakan. Selama ini diskusi hanya didisain dalam satu
kali pertemuan saja. Dengan menyekat ke dalam
beberapa kali pertemuan dapat melahirkan kualitas berbahasa
secara terpadu dapat dicapai. Pelaksanaan diskusi yang diawali dengan
pelatihan penulisan bahan diskusi dalam bentuk makalah, disain diskusi dalam bentuk penyiapan personalitas yang terlibat dan
pengamatan praktik berbahasa
dalam proses diskusi serta diakhiri dengan penyusunan laporan diskusi membawa peserta didik benar-benar memiliki kompetensi berbahasa yang holistik.
III. PENUTUP
Berdasarkan kajian terhadap tulisan Soewandi di atas dapat ditarik suatu manfaat,
yakni perlunya diadakan sebuah PTK dengan topik peningkatan kemampuan berbahasa secara holistik melalui penerapan strategi diskusi.
Jangan bahasa inggris terus yang di belajarin ..
orang2 inggris juga mau belajar bahasa kita ..
orang2 inggris juga mau belajar bahasa kita ..
masa kita kalah
Comments