PAUD
PEMBAHASAN
Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekadar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinum berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan sampai dimasyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksidental semata.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak dini atau dilembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Pandangan ini menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri daripada bimbingan yang menitik beratan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah.
Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan identifikasi ini, diharapkan anak-anak dimasa depan tidak lagi mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya.
Momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD. Beberapa alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita mengapa tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat dilakukan pada masa usia dini atau PAUD.
Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekadar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinum berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan sampai dimasyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksidental semata.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak dini atau dilembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Pandangan ini menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri daripada bimbingan yang menitik beratan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah.
Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan identifikasi ini, diharapkan anak-anak dimasa depan tidak lagi mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya.
Momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD. Beberapa alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita mengapa tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat dilakukan pada masa usia dini atau PAUD.
MENJAGA ORIGINALITAS KEPRIBADIAN ANAK
Kepribadian anak masih luwes, mudah dibentuk, sangat fleksibel, dan belum mengalami peristiwa traumatik yang mengakar dalam hati sanubarinya atau alam bawah sadarnya. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang dijaga originalitas kepribadiannya akan tumbuh secara alamiah menuju tahap-tahap perkembangan kepribadian yang lebih baik. Semua ini dilakukan oleh anak yang bersangkutan dengan tanpa beban dan tanpa tekanan mental dari pihak manapun, sehingga nuansa kebebasan yang diperolehnya semakin mempercepat pertumbuhan dan perkembangannya.
INTENSNYA HUBUNGAN ORANG TUA (WALI MURID) DENGAN GURU DI PAUD
Umumnya, orang tua atau orang dewasa yang mengasuh anak didik masih menjalani komunikasi intens dengan pihak sekolah jika anak yang diasuhnya masih berada di lingkungan lembaga PAUD. Dalam hal ini, secara tidak disengaja telah terjadi interaksi yang sangat intens antara anak didik, guru dan orang tua. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah sehingga anak didik akan terjauh dari gangguan mental dan perilaku bermasalah dan mempercepat pertumbuhannya
Ciri
Bimbingan dan Konseling Untuk Anak Usia Dini
Menurut Syaodih, E(2004) ada beberapa ciri bimbingan dan konseling bagi anak
usia dini yang dapat dijadikan rujukan bagi guru atau pendamping, yaitu:
1.
Proses Bimbingan dan Konseling Harus Disesuaikan dengan Pola Pikir dan
Pemahaman Anak
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling bagi anak usia dini relatif cukup sulit untuk
dilaksanakan. Seseorang yang sudah terbiasa melakukan bimbingan terhadap siswa
sekolah siswa menengah misalnya, belum tentu dapat melakukan bimbingan terhadap
anak usia dini. Kondisi ini terjadi bukan disebabkan karna berbedanya
langkah-langkah bimbingan, tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan karakteristik
anak yang dibimbing.
2.
Pelasanaan Bimbingan Terintegrasi Dengan Pembelajaran
Pelaksanaan
bimbingan konseling dilaksanakan secara bersama-sama dengan pelakasanaan
pembelajaran, artinya guru atau pendamping pada saat akan merencanakan kegiatan
pembelajaran harus juga memikirkan bagaimana perencanaan bimbingannya. Dengan
kata lain, pada saat guru memikirkan program pembelajaran juga harus memikirkan
tentang program bimbingannya.
3.
Waktu pelaksanaan bimbingan sangat terbatas
Interaksi guru
atau pendamping dengan anak relatif tidak lama, rata-rata pertemuan dalam
sehari hanya 2,5-3 jam. Keterbatasaan waktu ini mengharuskan guru untuk meramu
kegiatan secara efektif baik yang terkait dengan pengembangan dalam kegiatan
pembelajaran secara rutin maupun melaksanakan bimbingan bagi anak.
4.
Pelaksanaan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling bagi anak usia dini dilaksanakan dalam nuansa bermain
karena prinsip ini merupakan esensi aktivitas anak usia dini. Prinsip ini
mengikuti dunia anak yang senantiasa sarat dengan dunia bermain. Bermain
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dunia anak dan bahkan dapat
dikatakan tiada hari tanpa bermain. Bermain bagi anak merupakan suatu
aktivitas tersendiri yang sangat menyenangkan yang mungkin tidak bisa dirasakan
atau dibayangkan oleh orang dewasa.
5.
Adanya keterlibatan teman sebaya
Kebutuhan anak
akan teman sebaya menjadikan pelaksanaan bimbingan konseling bagi anak usia
dini perlu dilakukan dengan melibatkan teman sebaya. Walaupun pelaksanaan bimbingan
dan konseling dilakukan dalam nuansa bermain yang menyenangkan, tetapi
keterlibatan teman sebaya atau seusia anak perlu menjadi perhatian.
Keterlibatan teman sebaya perlu dipertimbangkan guru dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling karena melalui teman sebaya upaya mengatasi masalah
khuisusnya masalah sosial emosi dapat dipandang sebagai cara yang tepat untuk
mengatasi masalah yang dialami anak.
6.
Adanya keterlibatan orang tua
Orang tua
merupakan pihak yang tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan konseling
karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Ketika anak
sedang belajar di PAUD, guru atau pendamping berperan sebagai penganti orang
tua. Mengingat permasalahan yang dihadapi anak maka peran orang tua dalam
membantu tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang sangat penting.
F.
Ruang Lingkup Layanan Bimbingan
Bimbingan bagi
anak usia dini terdiri atas 5 bentuk layanan, yaitu :
1.
Layanan pengumpulan data
Layanan pengumpulan data dimaksudkan untuk menjaring informasi-informasi yang
diperlukan guru atau pendamping anak usia dini dalam memahami karakteristik,
kemampuan dan permasalahan yang mungkin dialami anak. Data ini penting karena
untuk memberikan bantuan terhadap anak.
2.
Layanan informasi
Layanan informasi dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman baik untuk
anak maupun bagi orang tua. Untuk anak usia dini yang relatif masih usia muda,
masih sangat sedikit informasi atau pengetahuan yang diketahui dan dipahami
anak. Sebaliknya bagi orang tua melalui layanan informasi ini diharapkan dapat
menambah wawasan khususnya yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.
3.
Layana Konseling
Layanan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan bagi anak yang diduga mengalami
masalah tertentu, baik yang menyangkut masalah pribadi, sosial ataupun masalah
lainnya. Proses konseling pada anak usia dini berbeda dengan konseling yang
dilakukan pada remaja atau orang dewasa. Layanan konseling dilakukan dengan
mengikuti beberapa langkah seperti yang diungkapkan dalam uraian terdahulu
yaitu melakukan :
a. Identifikasi
masalah
b. Diagnosis
c. Prognosis
d. Treatment,
dan
e. Evaluasi
tindak lanjut
4.
Layanan penempatan
Layanan penempatan, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan anak memperoleh
penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensinya. Melalui layanan ini
anak dapat berada pada posisi dan pilihan yang tepat.
5.
Layanan evaluasi dan tindak lanjut
Layanan evaluasi dan tindak lanjut merupakan layanan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan penanganan yang telah dilakukan guru atau pendamping.
Ukuran keberhasialan suatu layanan bimbingan dan konseling dapat diliahat dari
seberapa jauh perubahan prilaku yang terjadi pada anak.
Comments