Ilmuwan dari Islam
Ibnu Sina, sebuah puncak ilmu kedokteran
Jangan kira dalam dunia Islam tidak ada para tokoh
ilmuannya. Bahkan banyak diantaranya yang merupakann penemu pertama dari
berbagai bidang ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Sehingga dalam
masa sekarang pun ilmunya masih digunakan. Salah satunya adalah Ibnu Sina,
seorang ahli dalam bidang kedokteran dan filsafat.
Ibnu sina Lahir pada tahun 370 H atau pada tahun 980 M di
Afsyanah, Bhukhara, Turkistan. Dengan nama asli Al-Husain bin Abdullah bin
Al-Hasan bin Ali bin Sina. Beliau pada usia 10 tahun sudah hafal Al-Qur’an. pada
usia 16 tahun beliau sudah menguasai ilmu biologi dan ilmu kedokteran. Sehingga tak mengherankan jika pada usia 18
tahun beliau mulai menjadi doktor.
Dalam bidang kedokteran, beliau digelar “pangeran para
dokter” dan “raja pengobatan”. Dalam dunia Islam beliau dianggap sebagai puncak
ilmu kedokteran. Ibnu Sina banyak menulis karya, hampir 200 buah karya beliau
hasilkan. Salah satu karya beliau yang terkenal ialah al-Qanun Fit Tib
(diterjemahkan dengan judul Canon of Medicine) karya inilah yang menjadi
rujukan berbagai universitas terkemuka di dunia. Salah satu tulisan dalam buku
al-Qanun Fii al-Tibb karya Ibnu Sina dinyatakan bahwa “Darah mengalir
terus-menerus dalam satu kitaran dan tidak pernah berhenti”
Beberapa karya lain Ibnu Sina ialah As-Syifa yang berisi 18
Jilid yang memuat tentang psikologi,
pertanian, retorika dan syair. Ar-Rasa’il berisi tentang biologi, fisik,
astronomi, psikologi, etika dan teologi. Al-Insyarah wa al-Tanbihat yaitu tentang ketuhanan
serta kemurnian hidup. Serta Risalah al ‘Isyqa yang isinya tentang kerinduan
Ibnu Sina kepada Tuhan.
Pada Saat Ibnu Sina berusia 21 tahun, beliau mulai menulis
karyanya yang pertama yaitu "Al-Majmu" di Kawarazm yang berisikan tentang
berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Kemudian beliau meneruskan menulis
buku-buku lain. Oleh Peter Dominican dimuatlah berbagai buku hasil karya Ibnu
sina dalam satu buah buku besar dengan judul “Essai de Bibliographie Avicenna”.
Ibnu Sina melakukan berbagai pencapaian dalam bidang
medis yaitu pengaruh kuman dalam penyakit, jangkitan virus seperti Tibi (TB),
dan penyakit lain seperti rubella, Alergi (allergy), cacar (smallpox), penyakit
jiwa dan lain sebagainya. Ibnu Sina mempelajari ilmu farmasi sehingga beliau
dapat menemukan obat yang mujarab untuk berbagai penyakit serta obat bius.
Beliau juga membuat sebuah teknologi perobatan dengan dibuatkan sebuah benang
khusus untuk menjahit luka pembedahan. Masih ada banyak lagi penemuan dan teori
perobatan yang dikemukakan oleh Ibnu Sina dalam karya-karyanya.
Hasil karya Ibnu
Sina dalam
bidang ilmu kedokteran
telah berhasil menerangi
kembali bidang medis
yang kian redup
pada masa itu.
Beliau melakukan metode
pengamatan (observation) dan analisis. Berdasarkan
metode ini, ilmu
kedokteran dapat berkembang hingga saat ini. Ibnu Sina telah menulis
buku berjudul Remedies
for the Heart yang mengandungi
sajak-sajak pengobatan.
Ibnu Sina banyak membuat analisis
tentang berbagai penyakit
dan menampilkan sekitar
760 jenis penyakit
dan cara menanganinya.
Penelitian dan penulisan
Ibnu Sina banyak mempengaruhi
perkembangan ilmu kedokteran modern. Ibnu
Sina juga telah banyak menyumbang ilmu
dan pemikiran. Ibnu
Sina telah menghasilkan 116 karya dalam bidang filsafat, mantik,
matematika, astronomi, kimia, fisika, biologi
dan ilmu politik. Buku-buku tersebut telah dihimpun oleh Domonican
Institute for Oriental
Studies di Kairo,
Mesir. Pada tahun 1950 Masehi buku
tersebut telah diterjemahkan
ke dalam bahasa
Arab dengan judul Muallafat Ibni Sina (karya-karya
Ibnu Sina). Jasa Ibnu Sina dihargai
hingga hari ini.
Bahkan sebuah universitas di Hongaria telah mengambil nama beliau yaitu Avicenna College (Perguruan
Tinggi Ibnu Sina).
Ibnu Sina adalah seorang yang
inovatif karena beliau
banyak menghasilkan karya dalam berbagai
bidang ilmu terutama
dalam bidang medis. Selain itu, Ibnu Sina juga seorang
yang taat beragama.
Beliau sering berdoa
kepada Allah SWT
terutama ketika mengalami
jalan buntu untuk menyelesaikan
suatu masalah. Beliau
sering ke masjid
untuk meminta petunjuk
dari Allah SWT.
Ibnu Sina memiliki akal yang cerdas dan
tekun dalam mempelajari
ilmu ini karena
pernah membaca buku
metafisika karangan Aristoteles sebanyak 40 kali.
Ibnu Sina juga mahir
dalam ilmu anatomi
yaitu mengenai posisi
organ dan tubuh
manusia. Beliau orang
pertama meneliti fungsi
mata yaitu untuk
melihat dan fungsi mata. Meskipun Ibnu
Sina terkenal dengan ilmu medis, beliau
juga pakar dalam
bidang lain seperti
matematika, filsafat dan agama.
Oleh karena itu, kita harus memiliki semangat juang
tinggi dan jangan cepat putus asa. Contohnya Ibnu Sina yang tak pernah berputus
asa dalam menyelesaikan suatu masalah. Karena beliau selalu memohon petunjuk
kepada Allah jika menemukan jalan buntu. Ibnu Sina tidak saja ahli dalam bidang
medis tetapi juga ahli dalam bidang filsafat melebihi gurunya sendiri yaitu Abu
Al-Nasr Al-Farabi (Al-Farabi)
Ibnu Sina meninggal pada usia
58 tahun dalam
suatu perjalanan bersama
raja Isfahan, lalu
dimakamkan di Hamadan.
Kepergian Ibnu Sina merupakan kehilangan yang sangat besar
bagi umat Islam
terutama dalam bidang ilmu medis.
Comments