CONTOH MAKALAH NARKOBA
Narkoba
A. Pengertian
Narkoba adalah singkatan
dari narkotika
dan obat / bahan
berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari 'Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif'.
Semua istilah ini, baik "narkoba"
atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan
bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan
akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Narkoba adalah singkatan dari
narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain
yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
adalah napza yang merupakan singkatan dari 'Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif'.
Semua istilah ini, baik
"narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba
sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi
itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
B. Penyebaran Narkoba
Hingga kini penyebaran narkoba sudah
hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah
mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja
dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik,
tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para
orang tua, ormas, pemerintah
khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas
narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk
menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia
SD pun banyak yang terjerumus narkoba.
C. Efek-efek Narkoba
·
Halusinogen,
efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis
tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat
suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain &
LTD
·
Stimulan
, efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung
dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan
seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang
pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
·
Adiktif
, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi
karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat
pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam
otak ganja , heroin , putaw
·
Jika
terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam
tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan
overdosis dan akhirnya kematian
D. Jenis-jenis narkoba
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis
indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena
kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC,
tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa
senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang
pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun
ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai
simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis
terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva
menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan
cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Heroin
atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid
alkaloid.
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari
morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya
melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida,
diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
E. Kontroversi
Di
beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa
pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang
berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas
bahayanya bagi umat manusia. Diantara pengguna ganja, beragam efek yang
dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya
konsentrasi untuk berpikir diantara para pengguna tertentu.
Efek
negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi
malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi
kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu
yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim
sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk
kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam
berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.
Berdasarkan
penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh
jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu
kreatifitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang
berasal dari India dengan "Cannabis sativa" dari Barat, dimana jenis
Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.
Efek
yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan
tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara
ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif
secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga
detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan.
Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua
unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini
sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh
obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi
kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun
penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia
itu.
G. Pemanfaatan
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia
sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang
dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga
dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang
lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja
sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan
untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam
harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap
penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering
dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus
bertabung yang disebut bong.
- Budidaya
Tanaman ini ditemukan hampir
disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai
membudidayakannya dalam rumah kaca.
- Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
- Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”. Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.
Bahaya NARKOBA Bagi Remaja,,,
Pada Tanggal 26 Juni 2006 lalu
diperingati sebagai Anti
Madat Sedunia. Didorong keprihatinan akan meningkatnya pengguna narkoba
khususnya di kalangan remaja, maka sebagai wujud kepedulian bz! berkenaan
dengan peringatan Hari Anti Narkoba Internasional serta sebagai upaya mencegah
meluasnya pemakaian narkoba terutama dikalangan remaja, redaksi menurunkan
artikel mengenai bahaya narkoba.
Masalah utama remaja berawal dari
pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan
ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk
dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap
remaja di belahan dunia ini.
Oleh karena pergumulan di masa remaja
ini, maka remaja mempunyai kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta
dibutuhkan pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kerentanan di
masa remaja.
Bila kebutuhan remaja kurang
diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang
“lemah”, bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan
narkoba.
Hingga sekarang, penyalahgunaan
narkoba semakin luas di masyarakat kita, terutama semakin banyak di kalangan
para remaja yang sifatnya ingin tahu dan ingin coba-coba. Banyak alasan mengapa
banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini kemudian tidak
mampu melepaskan diri lagi. Alasannya antara lain:
1. hal ini sudah dianggap sebagai
suatu gaya
hidup masa ini
2. dibujuk orang agar merasakan
manfaatnya
3. ingin lari dari masalah yang ada,
untuk merasakan kenikmatan sesaat
4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti
4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti
dan mungkin masih banyak alasan lainnya.
Ada baiknya kita mengintip sedikit
tentang narkoba. Apa saja sih jenis-jenis narkoba? Menurut situs kespro dot
info, pada dasarnya narkoba itu dibagi atas 4 kelompok, yaitu:
1. narkotika, terutama opiat atau
candu.
2, halusinogenik, misalnya ganja atau
mariyuana
3. stimulan, misalnya ekstasi dan
shabu-shabu4. depresan, misalnya obat penenang.Masing-masing kelompok mempunyai
pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa penggunanya. Opiat, yang
menghasilkan heroin atau menimbulkan perasaan seperti melayang dan perasaan
enak atau senang luar biasa, yang disebut euforia. Tetapi ketergantungannya
sangat tinggi dan dapat menyebabkan kematian. Marijuana atau ganja, yang
termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga
pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru
melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah,
sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung,
cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.
Bahan yang tergolong stimulan
menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem syaraf pusat sehingga
menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong
stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira,
ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat
sampai menimbulkan kematian.
Sebaliknya bahan yang tergolong
depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat menenangkan. Depresan atau yang
biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di laboratorium. Berdasarkan
indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi
tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan
petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat
menimbulkan akibat buruk lainnya.
Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan
narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu
tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan
otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui
penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna
narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun
terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum
suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga
timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya
infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Di samping akibat tersebut di atas,
terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur,
makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama
hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.
Akibat psikis yang mungkin terjadi
ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa
dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa. Akibat fisik
dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu
hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain.
Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena
pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Narkoba yang Adiktif
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan. Ketergantungan terhadap narkoba ternyata tidak mudah diatasi.
Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan
narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
meluncurkan program substitusi obat dengan menggunakan metadon. Diharapkan
dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi atau
dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit
Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo
mendapatkan angka kekerapan Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba suntikan
mencapai 77 persen. Sedangkan kekerapan HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia
berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.
Dukungan Sangat Penting
Setelah beban fisik pengguna narkoba
suntikan dapat diatasi, maka masih ada beban psikologis dan sosial. Beban
psikologis dan sosial ini kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan
remaja kambuh kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh karena itu, perlu
diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling
penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah
menggunakan narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat
berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan memperoleh
pekerjaan. Namun, sebagian lagi tak mungkin meneruskan sekolah dan harus
menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berjuang untuk hidup dengan bekal
pendidikan yang terbatas.
Hendaknya kita dapat meningkatkan
berbagai potensi yang ada di tengah masyarakat. Kita perlu bergandeng tangan
untuk mencegah remaja menggunakan narkoba.
Adapun bagi remaja yang telah
menggunakan diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka kembali ke
tengah masyarakat. Layanan tersebut rumit dan memerlukan upaya jangka panjang,
tetapi semua upaya itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan Indonesia ada
di tangan mereka mereka.
Narkotika / Zat - Zat Addictive
Apa yang dimaksud dengan narkotika ? Narkotika berasal dari bahasa Yunani Narkoun yang berarti membuat lumpuh atau mati rasa. Menurut Undang-undang R.I No.22/1997 ditetapkan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan maupun semi buatan yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Undang-undang ini memberi batasan penyalahgunaan narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Dalam pasal 45 dinyatakan bahwa pecandu narkotika wajib menjalankan pengobatan dan atau perawatan
Mengapa narkotika merupakan masalah kita semua ? Sebenarnya narkotika yang digunakan sebagai terapi nyeri dalam dunia kedokteran tidak banyak menimbulkan masalah namun penyalahgunaannya selalu membawa persoalan serius karena di samping merusak kesehatan juga berdampak kerugian ekonomi serta menimbulkan masalah sosial dan moral. Apa saja konsekuensi penyalahgunaan narkotika pada kesehatan seseorang ? Pada pemakaian melalui hisapan dapat menyebabkan kerusakan paru karena iritasi jalan pernafasan. Namun yang jauh lebih serius adalah kerusakan akibat pemakaian melalui jarum suntik. Overdosis atau luaptakar dapat menyebabkan kematian. Tertular infeksi hepatitis, endokarditis bahkan parah kalau kena HIV/AIDS. Makan yang tidak teratur serta tidak memperhatikan higienis mengundang penyakit kulit, anemia, dan gigi keropos karena karies. Sejak kapan orang mengenal narkotika ? Jauh sebelum Masehi orang-orang Mesopotamia telah membudidayakan tanaman poppy yang berkhasiat mengurangi nyeri dan memberi efek nyaman (joy plant). Zat ini dalam bahasa Yunani disebut opium atau yang kita kenal sebagai candu. Pada tahun 1803 seorang apoteker Jerman berhasil mengisolasi bahan aktif opium yang memberi efek narkotika dan diberi nama Morfin. Morfin berasal dari bahasa Latin Morpheus yaitu nama dewa mimpi Yunani.
Apa yang melatarbelakangi seseorang menyalahgunakan narkotika ? Alasannya berbeda-beda namun umumnya merupakan interaksi beberapa faktor risiko yang mendukung yaitu faktor individu dan lingkungan. Banyak yang berpengaruh pada faktor individu seperti kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan atau jenuh. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba, mengalami depresi, cemas atau persepsi hidup yang tidak realistis. Juga kadang-kadang dipakai sebagai simbol keperkasaan atau kemodernan di samping penghayatan kehidupan beragama sangat kurang. Pengaruh lingkungan yang berbahaya adalah mudah diperolehnya narkotika, hubungan antar keluarga tidak efektif dan harmonis disertai kondisi sekolah yang tidak tertib atau berteman dengan pengguna narkotika.
Apa yang dimaksud dengan ketergantungan narkotika ? Ketergantungan narkotika dapat berupa ketergantungan fisik dan psikis. Ketergantungan fisik ditimbulkan akibat adaptasi susunan syaraf tubuh (neurobiologis) untuk menghadirkan narkotika yang ditandai dengan gejala putus narkotika. Ketergantungan psikis adalah pola perilaku yang sangat kuat untuk menggunakan narkotika agar memperoleh kenikmatan. Pada tingkat penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika dapat menimbulkan konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang serius.
Bagaimana bisa terjadi ketergantungan
narkotika ? Tidak
semua yang baru mencoba narkotika dapat menjadi ketergantungan. Ada beberapa tahap yang
dilalui setelah mencoba dan menikmati narkotika yaitu menjadi pemakaian sosial
yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang saja. Peningkatan selanjutnya
menjadi pemakaian situasi artinya menggunakan narkotika pada saat-saat tertentu
misalnya untuk menghalau perasaan stres, depresi atau sedih. Namun bilamana
dipakai terus menerus minimal 1 bulan tanpa indikasi medis atau telah terjadi
gangguan fungsi sosial maka keadaan ini telah bersifat menyimpang atau patologis
atau dikatakan telah menyalahgunakan narkotika (abuse). Tingkat terakhir
merupakan tingkat ketergantungan dengan adanya toleransi tubuh dan timbulnya
gejala putus narkotika bila pemakaian dihentikan atau dikurangi atau tidak
ditambah dosisnya.
Apa saja gejala putus narkotika itu ? Akibat penggunaan berjangka lama dengan dosis yang cukup besar maka otomatis tubuh menyesuaikan diri dengan narkotika dengan cara membentuk keseimbangan baru. Suatu saat narkotika mendadak dihentikan maka segera terjadi kekacauan pada sistem keseimbangan tersebut dengan timbulnya reaksi hebat yang dikenal sebagai gejala putus narkotika. Gejala ini meliputi gejolak fisik maupun psikis. Timbul kaku otot, nyeri sendi, diare, mual, muntah, berdebar-debar, berkeringat, merinding, demam, menguap dan tidak bisa tidur. Pikiran saat itu hanya mendambakan narkotika (sugesti atau craving), perasaan atau suasana hati menjadi gelisah, cemas, lekas marah dan tidak nyaman atau disforia.
Bagaimana cara mengatasi gejala putus narkotika ? Sebenarnya gejala putus narkotika tidak menyebabkan kematian langsung walaupun memang dirasakan sangat tidak menyenangkan. Berat dan lama gejala putus narkotika bergantung pada sifat bersihan (clearance) dari masing-masing obat. Heroin misalnya berlangsung singkat sekitar 5-10 hari. Namun bagi mereka yang tidak tahan dengan cobaan ini maka cenderung berusaha mencari dan kembali memakainya sehingga akan tetap bergantung dengan obat tersebut. Bagi yang kuat dan tahan selama penderitaan maka dengan sendirinya gejala putus narkotika akan berkurang dan akhirnya menghilang setelah narkotika dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni.
Apa saja gejala putus narkotika itu ? Akibat penggunaan berjangka lama dengan dosis yang cukup besar maka otomatis tubuh menyesuaikan diri dengan narkotika dengan cara membentuk keseimbangan baru. Suatu saat narkotika mendadak dihentikan maka segera terjadi kekacauan pada sistem keseimbangan tersebut dengan timbulnya reaksi hebat yang dikenal sebagai gejala putus narkotika. Gejala ini meliputi gejolak fisik maupun psikis. Timbul kaku otot, nyeri sendi, diare, mual, muntah, berdebar-debar, berkeringat, merinding, demam, menguap dan tidak bisa tidur. Pikiran saat itu hanya mendambakan narkotika (sugesti atau craving), perasaan atau suasana hati menjadi gelisah, cemas, lekas marah dan tidak nyaman atau disforia.
Bagaimana cara mengatasi gejala putus narkotika ? Sebenarnya gejala putus narkotika tidak menyebabkan kematian langsung walaupun memang dirasakan sangat tidak menyenangkan. Berat dan lama gejala putus narkotika bergantung pada sifat bersihan (clearance) dari masing-masing obat. Heroin misalnya berlangsung singkat sekitar 5-10 hari. Namun bagi mereka yang tidak tahan dengan cobaan ini maka cenderung berusaha mencari dan kembali memakainya sehingga akan tetap bergantung dengan obat tersebut. Bagi yang kuat dan tahan selama penderitaan maka dengan sendirinya gejala putus narkotika akan berkurang dan akhirnya menghilang setelah narkotika dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni.
BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA,,,
Pada Tanggal 26 Juni 2006 lalu
diperingati sebagai Anti
Madat Sedunia. Didorong keprihatinan akan meningkatnya pengguna narkoba
khususnya di kalangan remaja, maka sebagai wujud kepedulian bz! berkenaan
dengan peringatan Hari Anti Narkoba Internasional serta sebagai upaya mencegah
meluasnya pemakaian narkoba terutama dikalangan remaja, redaksi menurunkan artikel
mengenai bahaya narkoba.
Masalah utama remaja berawal dari
pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk
dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang
besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi
setiap remaja di belahan dunia ini.
Oleh karena pergumulan di masa remaja
ini, maka remaja mempunyai kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta
dibutuhkan pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kerentanan di
masa remaja.
Bila kebutuhan remaja kurang
diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang
“lemah”, bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan
narkoba.
Hingga sekarang, penyalahgunaan
narkoba semakin luas di masyarakat kita, terutama semakin banyak di kalangan
para remaja yang sifatnya ingin tahu dan ingin coba-coba. Banyak alasan mengapa
banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini kemudian tidak
mampu melepaskan diri lagi..
Masing-masing kelompok mempunyai
pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa penggunanya. Opiat, yang
menghasilkan heroin atau “putauw†menimbulkan
perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang
disebut euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan
kematian.
Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.
Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.
Bahan yang tergolong stimulan
menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem syaraf pusat sehingga
menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong
stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira,
ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat
sampai menimbulkan kematian.
Sebaliknya bahan yang tergolong
depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat menenangkan. Depresan atau yang
biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di laboratorium. Berdasarkan
indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi
tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan
petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat
menimbulkan akibat buruk lainnya.
Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan
narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu
tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama
penggunaan.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan
otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui
penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna
narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun
terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum
suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga
timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya
infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Di samping akibat tersebut di atas,
terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur,
makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama
hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.
Akibat psikis yang mungkin terjadi
ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa
dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Narkoba yang Adiktif
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan. Ketergantungan terhadap narkoba ternyata tidak mudah diatasi.
Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan
narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
meluncurkan program substitusi obat dengan menggunakan metadon. Diharapkan
dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi atau
dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit
Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo
mendapatkan angka kekerapan Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba suntikan
mencapai 77 persen. Sedangkan kekerapan HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia
berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.
Dukungan Sangat Penting
Setelah beban fisik pengguna narkoba
suntikan dapat diatasi, maka masih ada beban psikologis dan sosial. Beban
psikologis dan sosial ini kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan
remaja kambuh kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh karena itu, perlu
diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling
penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah
menggunakan narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat
berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan memperoleh
pekerjaan. Namun, sebagian lagi tak mungkin meneruskan sekolah dan harus
menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berjuang untuk hidup dengan bekal
pendidikan yang terbatas.
Hendaknya kita dapat meningkatkan
berbagai potensi yang ada di tengah masyarakat. Kita perlu bergandeng tangan
untuk mencegah remaja menggunakan narkoba.
Adapun bagi remaja yang telah
menggunakan diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka kembali ke
tengah masyarakat. Layanan tersebut rumit dan memerlukan upaya jangka panjang,
tetapi semua upaya itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan Indonesia ada
di tangan mereka mereka.
Comments