ADAT PERNIKAHAN ACEH
……::: ADAT PERNIKAHAN
ACEH :::……
Tahapan
Melamar (Ba Ranub)
Ba
Ranup merupakan suatu tradisi turun temurun yang tidak asing lagi dilakukan
dimana pun oleh masyarakat Aceh, saat seorang pria melamar seorang perempuan.
Untuk
mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak
keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut theulangke)
untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang
dimaksud maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum
ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu.
Pada
hari yang telah disepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari
pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan
berikut isinya. Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit
untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan
anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut.
Untuk
mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak
keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut theulangke)
untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang
dimaksud maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum
ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu.
Pada
hari yang telah disepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari
pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan
berikut isinya . Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit
untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan
anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut.
Tahapan
Pertunangan (Jakba Tanda)
Bila
lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan
peukeong haba yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan,
termasuk menetapkan berapa besar uang mahar yang diterima (disebut jeunamee)
yang diminta dan berapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini
sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda).
Pada
acara ini pihak peria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh,
buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita
dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Namun bila
ikatan ini putus di tengah jalan yang disebabkan oleh pihak pria yang
memutuskan maka tanda emas tersebut akan dianggap hilang. Tetapi kalau
penyebabnya adalah pihak wanita maka tanda emas tersebut harus dikembalikan
sebesar dua kali lipat.
Hehe,
aku sudah melewati dua tahapan diatas. Dan kurang lebih waktu lamaran dan
tunangan kemarin itu kurang lebih begitu sih. Yes, waktu lamaran dan tunangan
kemarin memang kurang lebih berbau adat Aceh gitu lah. Dikasih sirih kemudian
dikasih seserahan seperti diatas. Yang jadi Theulangke waktu itu Opa Sjam,
adiknya Opa-nya si mas.
Kemudian
adat Aceh juga ada persiapan menjelang pernikahan dimana salah satunya ada
upacara kruet andam. Yaitu mengerik anak rambut atau bulu-bulu halus
yang tumbuh agar tampak bersih . Well, mirip dengan prosesi kerik rambut pada
saat habis siraman yaa.. Oh iya, pada adat Aceh juga ada acara siraman loh,
namanya seumano pucok. Tentunya dengan tata cara yang berbeda dengan
adat Jawa.
Adat
Aceh juga mengenal tradisi pingitan. Dimana calon pengantin wanita yang biasa
di sebut calon dara baro pada adat Aceh, akan menjalani ritual perawatan tubuh
dan wajah serta dibimbing mengenai cara hidup berumah tangga serta diingatkan
agar tekun mengaji pada saat dipingit.
Ada tradisi potong gigi
(disebut gohgigu) yang bertujuan untuk meratakan gigi dengan cara
dikikir. Setelah itu calon dara baro akan melanjutkan dengan perawatan luluran
dan mandi uap. Well, kikir gigi NO, perawatan lulur dan mandi uap YES.
Hihihi..
Ohiya
tak lupa pada adat Aceh juga ada tradisi pemakaian daun pacar atau biasa
disebut bohgaca. Naah pemakaian daun pacar itu cukup kinclong deh. Mangkanya
kalau di Aceh, lihat wanita pakai daun pacar ditangannya, ketauan banget deh
pengantin barunya. Wehehehehe.. Soalnya pemakaian daun pacar itu penuh di
tangan. Tidak cuman di kuku saja. Sampai batas pergelangan tangan setau aku.
Upacara
Akad Nikah dan Antar Lintao
Pada
hari H yang telah ditentukan, akan dilakukan acara antar linto (mengantar
pengantin pria). Namun sebelum berangkat ke rumah keluarga Calon Dara Baro
(CDB), calon pengantin pria yang disebut Calon Linto Baro (CLB) menyempatkan
diri untuk terlebih dahulu meminta izin dan memohon restu pada orangtuanya.
Setelah itu CLB disertai rombongan pergi untuk melaksanakan akad nikah sambil
membawa mas kawin yang diminta dan seperangkat alat sholat serta bingkisan yang
diperuntukkan bagi CDB.
Sementara
itu sambil menunggu rombongan CLB tiba hingga acara ijab kabul selesai
dilakukan, CDB hanya diperbolehkan menunggu di kamarnya. Selain itu juga hanya
orangtua serta kerabat dekat saja yang akan menerima rombongan CLB. Setelah
ijab kabul selesai dilaksanakan, keluarga CLB akan menyerahkan
jeunamee yaitu mas kawin berupa sekapur sirih, seperangkat
kain adat dan paun yakni uang emas kuno
seberat 100 gram. Setelah itu dilakukan acara menjamu besan dan seleunbu
linto/dara baro yakin acara suap-suapan diantara kedua pengantin. Makna dari
acara ini adalah agar keduanya dmapar seiring sejalan ketika menjalani biduk
rumah tangga.
Comments
gan tukeran link yukk? sama http://republik-berita.blogspot.com
thank's y dah berkunjung ..
boleh juga tuh sob
Thank's y dah berkunjung
makasih ya dah berkunjung !!
thank's y atas infonya !!